ONION
BAWANG MERAH
البصل
Bawang Merah, Allium Cepa
L. (Latin), merupakan salah satu tanaman obat dan tanaman sayuran yang
disebutkan dalam Al-Qur’an, surat Al-Baqarah (2): 61. Bawang merah berasal dari
daerah Mediterania dan Asia Barat. Bawang merah termasuk tanaman tertua dari
silsilah tanaman yang dibudidayakan oleh manusia. Hal ini dapat diketahui dari
sejarah bangsa Mesir pada masa dinasti pertama dan kedua (3.200- 2.700 SM) yang
melukiskan bawang merah pada patung-patung peninggalan mereka. Bawang merah
dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah dengan ketinggian tempat 10-250
mdpl. Di Indonesia, bawang merah dibudidayakan hampir di setiap provinsi dan
sentral penanaman bawang merah secara luas terdapat di Pulau Jawa, seperti
Kabupaten Brebes dan Nganjuk.
BAWANG MERAH PERSPEKTIF AL-QUR’AN, HADITS DAN SAINS
Secara umum, bawang termasuk di dalamnya bawang bombay dan bawang merah, dalam bahasa Arab disebut dengan بَصَلٌ (Bașalun). Bawang bombay mempunyai nama latin Allium cepa dari suku Liliaceae, sedangkan bawang merah mempunyai nama binomial Allium ascalonicum, dalam Bahasa inggris disebut Shallot. Semua jenis yang tergabung dalam kelompok ini mempunyai umbi lapis.
Menurut Erythrina (2010), Tanaman bawang merah berasal dari daerah mediterania dan Asia Barat, bahkan ada yang mengatakan tanaman bawang merah berasal dari Asia Tengah, terutama Palestina dan India, tetapi pendapat lain menyatakan bawang merah berasal dari Asia Tenggara dan Mediterania, Iran dan pegunungan sebelah Utara Pakistan, yang kemudian berkembang ke Mesir dan Turki (Erythrina, 2013).
Bawang merah masuk ke Negara Indonesia pada abad ke-XIX. Saat ini tanaman bawang merah dibudidayakan hampir disetiap provinsi dan sentral penanaman bawang merah secara luas berpusat di Pulau Jawa, seperti: Semarang, Demak, Cirebon, Brebes, Tegal, dan lain-lain. Sedangkan untuk daerah Sumatera sentra penanaman bawang merah terdapat di daerah Sumatera Utara dan Sumatera Barat (Erythrina, 2013).
Jenis tanaman bawang yang terdapat di Indonesia adalah bawang merah (Allium ascalonicum), bawang putih (Allium sativum), bawang daun (Allium fistulosum), bawang prei (Allium porrum), bawang Bombay (Allium cepa) dan bawang kucai (Allium tuberosum). Bawang merah merupakan salah satu komoditi hortikultura yang termasuk ke dalam sayuran rempah, digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan guna menambah citarasa dan kenikmatan masakan. Di samping itu, tanaman ini juga berkhasiat sebagai obat tradisional, misalnya obat demam, masuk angin, diabetes melitus, disentri dan akibat gigitan serangga (Samadi dan Cahyono, 2015).
Menurut Tjitrosoepomo (2010), klasifikasi bawang merah adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Monocotyledoneae, Ordo: Liliales, Famili: Liliaceae, Genus: Allium, Spesies: Allium ascalonicum L. Secara morfologis, bagian tanaman bawang merah terdiri dari akar, batang, daun, bunga, umbi dan biji.
Tanaman bawang merah merupakan tanaman umbi lapis yang memiliki tinggi mencapai 40-70 cm. Tanaman bawang merah memiliki sistem perakaran serabut yang menembus 25-30 cm kedalam tanah dan bercabang terpencar serta diameter akar 2-5 mm. Akar bawang merah terdiri atas akar pokok (primary root) berfungsi sebagai tempat tumbuh akar adventif (adventitious root) dan bulu akar yang berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan zat–zat hara dari dalam tanah (Aak, 2014).
Batang bawang merah merupakan bagian kecil dari keseluruhan kuncupkuncup, bagian bawah batang merupakan tempat tumbuh akar-akar serabut, bagian atas batang sejati merupakan umbi semu, berupa umbi lapis yang berasal dari modifikasi pangkal daun bawamg merah. Pangkal dan sebagian tangkai daun menebal, lunak dan berdaging, berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Apabila dalam pertumbuhan tanaman tumbuh tunas atau anakan, maka akan terbentuk beberapa umbi yang berhimpitan yang dikenal dengan istilah “siung”. Warna kulit umbi beragam, ada yang merah muda, merah tua, atau kekuningan, tergantung spesiesnya. Umbi bawang merah mengeluarkan bau yang menyengat (Wibowo, 2015).
Daun bawang merah berbentuk silindris kecil memanjang yang mencapai sekitar 15-40 cm, memiliki lubang bagian tengah dan pangkal daun runcing. Daun bawang merah ini berwarna hijau muda sampai hingga tua dan juga letak daun ini melekat pada tangkai yang memiliki ukuran pendek (Suparman, 2013).
Bakal biji bawang merah tampak seperti kubah, terdiri atas tiga ruangan yang masing-masing memiliki bakal biji. Bunga yang berhasil mengadakan persarian akan tumbuh membentuk buah, sedangkan bunga-bunga yang lain akan mengering dan mati. Buah bawang merah berbentuk bulat, didalamnya terdapat biji yang berbentuk agak pipih dan berukuran kecil. Pada waktu masih muda, biji berwarna putih bening dan setelah tua berwarna hitam (Pitojo, 2013).
Jumlah umbi bawang merah sangat bervariasi mulai dari 4-35 umbi. Umbi bawang merah merupakan umbi berlapis dan memiliki bentuk, ukuran, yang beragam. Umbi bawang merah dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara vegetatif (Pitojo, 2013).
Bawang merah dapat tumbuh dikondisi lingkungan yang beragam. Untuk memperoleh hasil yang optimal, bawang merah membutuhkan kondisi lingkungan yang baik, ketersediaan cahaya, dan unsur hara yang memadai. Daerah yang paling baik untuk budidaya bawang merah adalah daerah beriklim kering yang cerah dengan suhu udara 25º-32º C. Daerah yang cukup mendapat sinar matahari juga sangat diutamakan, dan lebih baik jika lama penyinaran matahari lebih dari 12 jam.
Bawang merah dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah dengan ketinggian tempat 10-250 mdpl dengan curah hujan 300-2500 mm/tahun. Pada ketinggian 800-900 mdpl bawang merah dapat tumbuh, namun pada ketinggian tersebut yang berarti suhunya rendah pertumbuhan tanaman terhambat dan umbinya kurang baik (Wibowo, 2015).
Bawang merah (Allium ascalonicum) adalah tanaman tertua dari silsilah tanaman yang dibudidayakan oleh manusia. Hal ini dapat diketahui dari sejarah bangsa Mesir pada masa dinasti pertama dan kedua (3200- 2700 SM), yang melukiskan bawang merah pada patung-patung peninggalan mereka (Jaelani, 2007).
Di dalam Al-Qur’an kata Bawang Merah terdapat pada Q.S. Al-Baqarah ayat 61.
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نَصْبِرَ عَلَىٰ طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ مِنْ بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۖ قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَىٰ بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ ۚ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: ‘Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu Sayur-Mayurnya, Ketimunnya, Bawang Putihnyanya, Kacang Adasnya dan Bawang Merahnya.’ Musa berkata: ‘Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta.’ Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.” (QS Al Baqarah: 61)
Meskipun Bawang Merah hanya disebutkan satu kali saja dalam Al Qur’an, bukan berarti penyebutan itu tidak memiliki maksud, melainkan pasti ada sebab dan manfaat dari penyebutan tersebut dan jika tidak, mustahil Allah menyebutkan Bawang Merah di dalam Al-Qur’an. Setelah dilakukan serangkaian penelitian oleh para ahli sains, ternyata Bawang Merah memang dapat dijadikan sebagai sarana pengobatan tradisional, karena dalam kandungan bawang Merah terdapat zat yang dapat menyembuhkan dan mencegah berbagai macam penyakit. Berdasarkan hal yang demikian dapat dinyatakan bahwa penyebutan bawang Merah dalam Al-Qur’an ternyata memang ada sebab dan manfaatnya.
Tidak hanya didalam al-Qur’an, Rasulullah SAW menyebutkan bawang merah dalam sebuah hadits yaitu
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ عَائِشَةَ ـ رضى الله عنها ـ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: “مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذَيْنِ الشَّيْئَيْنِ، فَلْيُتِمَّ بِهِمَا الطَّبْخَ.” (رواه أبو داود)
Dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang memakan dari kedua bahan ini (bawang merah dan bawang putih), maka hendaknya ia menyempurnakan proses memasaknya.” (HR. Abu Dawud)
عَنْ عَائِشَةَ ـ رضى الله عنها ـ قَالَتْ: “آخِرُ طَعَامٍ أَكَلَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ الْبَصَلُ.” (رواه أبو داود)
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Makanan terakhir yang disantap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bawang merah.” (HR. Abu Dawud)
Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk untuk memastikan bahwa proses memasak bawang merah dan bawang putih dilakukan dengan baik. Selain itu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memakan makanan yang mengandung bawang merah sebagai bagian dari kebiasaannya.
Adapun dalam Buku Pintar Sains dalam Al Qur’an karya Dr. Nadiah Thayyarah, Hampir mustahil untuk dibantah bahwa bawang merah adalah makanan sekaligus obat.
Di beberapa belahan dunia dan fase sejarah, bawng merah dikenal memiliki kelebihan istimewa. Para Firaun Mesir kuno sangat memperhatikan pentingnya bawang merah. Mereka mengandalkannya sebagai bahan masakan, menjadikan sebutan dalam sumpah mereka, bahkan nyaris saja mengultuskannya.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya rekaman kisah yang ditulis di atas daun lontar dan dinding kuil ritual mereka. Kemudian para Firaun juga meletakkan bawang bersama jasad mumi raja sebagai tanda untuk bernapas saat sang raja dibangkitkan kembali.
Para tabib Mesir kuno juga kerap meresepkan bawang merah sebagai obat untuk memperlancar air seni, memperbaiki gizi dan nafsu makan. Bahkan, dalam bahasa Mesir kuno, kata “tempat ibadah” dikaitkan dengan kata “bawang” dan bervariasi menjadi kata “bashal” (bawang merah) dalam bahasa Arab.
Kedokteran modern pun menegaskan kebenaran pendapat para dokter kuno. Lebih dari itu, banyak manfaat dan keistimewaan bawang merah yang kini baru terungkap dan dibahas secara lebih luas daripada apa yang pernah beredar di kalangan dokter kuno.
Hadits lain Rasulullah SAW bersabda
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: “الثُّومُ وَالْكُرُّاثُ وَالْبَصَلُ الْجَوْزَ فِي السَّبْعِ اُجُوبٍ وَالسِّبْعِينَ مِنَ الشَّيَاطِينِ وَدَلِكَ اللَّيْلِ مِنْ النَّهَارِ فَلَا يَتَقَرَّبُونَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِنَّ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرُّاثَ عَلِيُّكُمْ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَخْرُجُ إِذَا قَرَصْتُمُوهُ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَتَجَرَّدُ مِنَ الثَّوْبِ مِنْ وَرَاءِ وَاحِدَةٍ فَلَا يَرُدُّ عَلَيْكُمْ أَبَدًا”
Artinya: “Dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Bawang putih, bawang merah, dan bawang kucai adalah jenis bawang yang memiliki akar yang tidak tumbuh di bawah tanah. Makanan jenis ini mengandung unsur penyembuh penyakit, dan membantu melawan segala jenis racun.”
Sahabat Umar bin Khathab pernah berkhutbah pada hari Jum’at,
“ثُمَّ إِنَّكُمْ يَا مَعْشَرَ النَّاسِ تَأْكُلُونَ مِنْ شَجَرَتَيِنِ مِنْ شَجَرِ الْعِدَاءِ، وَعِنْدِي لَهُمَا رِيحٌ أَعْظَمُ مِنَ الذِّرَا الْبَصَلُ وَالثُّومُ. وَإِنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا وَجَدَ رِيحَهُمَا فِي الرَّجُلِ فَأَمَرَ بِهِمَا فَأَخْرَجَهُمَا مِنَ الْمَسْجِدِ إِلَى الْبَاقِي”
Artinya: “Kemudian kalian, wahai sekalian manusia, memakan dua jenis pohon yang menurutku baunya sangat busuk, yakni bawang merah dan bawang putih. Aku pernah melihat Rasulullah SAW ketika dia mendapati bau keduanya pada seseorang, beliau memerintahkan untuk mengeluarkannya dari masjid ke Baqi.”
Selain itu Rasulullah SAW bersabda
مَنْ أَكَلَ الثُّومَ وَالْبَصَلَ فَلْيَتَنَفَّسْ مِنْهُمَا وَلْيُجَنِّبْ مَسْجِدَنَا
Artinya: “Barangsiapa memakan bawang putih dan bawang merah, maka hendaklah dia menghilangkan baunya dan menjauhkan diri dari masjid kami.” (Hadits riwayat Muslim)
Larangan tersebut khusus bagi yang hendak berangkat ke masjid, jadi bukan larangan mutlak. Karena Bawang Merah pada asalnya halal. Buktinya Rasulullah SAW mengatakan, “Barangsiapa telah memakan” dan perkataan Umar, “Barangsiapa memakannya hendaklah dia menghilangkan baunya dengan memasaknya.”
KANDUNGAN BAWANG MERAH
Bawang merah digemari karena karakteristik rasa dan aromanya yang khas. Aroma bawang merah (disebabkan karena aktivitas enzim allinase. Aroma ini akan tercium apabila jaringan tanaman rusak karena enzim allinase akan mengubah senyawa s-alkil sistein sulfoksida yang mengandung belerang. Umbi bawang merah juga mengandung allisin, flavonol, kuersetin, dan kuersetin glikosida yang bersifat antibakteri, anticendawan, antikoagulan serta menunjukkan aktivitas enzim antikanker (Hatijah, Husain, dan Rauf., 2014).
Konsumsi 1,5 – 3,5 ons bawang segar secara teratur mengandung kuersetin yang cukup sebagai perlindungan terhadap kanker (Nawangsari, dkk., 2008). Bawang merah juga mengandung flavonoid, saponin dan minyak atsiri. Penelitian secara In Vitro dan In Vivo menunjukkan aktivitas biologis dan farmakologis dari senyawa flavonoid, salah satu diantaranya yakni aktivitas antibakteri. Saponin yang terkandung dalam tumbuhan diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan, minyak atsiri yang tersusun atas senyawa sulfida bersifat antibakteri yang dapat mematikan bakteri yang berada di dalam mulut.
Selain itu bawang merah juga memiliki efek farmakologi terhadap tubuh, dimana bawang merah juga memiliki kandungan senyawa kimia seperti allisin dan alliin yang berfungsi sebagai antiseptik dan senyawa pektin yang mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri (Jawa, 2016).
Adapun kandungan gizi yang terdapat dalam bawang merah adalah sebagai berikut: Kandungan Air 80-85 %, Kalori 30, kal Protein 1.5 %, Karbohidrat CH20 9,2 %, Tiamin Vit. B1 30,00 mg, Kalium 334,00 mg, Fosfor 40,00 mg.
Dewasa ini, sebagian masyarakat mengonsumsi bawang merah mentah dalam rangka menjalani terapi menggunakan makanan, terutama oleh para penderita penyakit degeneratif, seperti: penyakit akibat adanya gangguan kardiovaskuler, hipertensi, stroke, gangguan fungsi ginjal, diabetes mellitus, kanker dan obesitas. Terkait dengan makanan sebagai obat, Hippocrates (Bapak Ilmu Kedokteran) menyampaikan kata-kata yang sangat terkenal ‘Let food be yourmedicine’ (Goulart, 1995 dalam bukunya berjudul ‘Super Healing Foods’). Kandungan zat gizi dalam umbi bawang merah dapat membantu sistem peredaran darah dan sistem pencernaan tubuh.
Hal ini memungkinkan organ-organ dan jaringan tubuh dapat berfungsi dengan baik (Jaelani, 2007; Kuswardhani, 2016). Senyawa aktif dalam umbi bawang merah turut berperan dalam menetralkan zatzat toksik yang berbahaya, dan membantu mengeluarkannya dari dalam tubuh.Dalam hal ini, manfaat yang cukup penting dari umbi bawang merah adalah peranannya sebagai antioksidan alami, yang mampu menekan efek karsinogenik dari senyawa radikal bebas (Kuswardhani, 2016).
Sebagai bahan obat tradisional, bawang merah sering digunakan secara tunggal ataupun dipadukan dengan bahan obat herbal lainnya yang memiliki fungsi saling menguatkan dan melengkapi (Nala, 1992; Jaelani, 2007; Swastika, 2014; Kuswardhani, 2016). Dalam pembahasan, akan diuraikan kandungan gizi, dan senyawa aktif (fitokimia) dalam bawang merah yang berefek farmakologis terhadap kesehatan, serta berbagai penyakit yang diterapi dengan bawang merah.
MANFAAT BAWANG MERAH
Pemanfaat bawang merah saat ini selain digunakan sebagai penyedap rasa, bawang merah dapat digunakan sebagai berikut :
a. Sebagai antibakteri
Kandungan yang terdapat dalam bawang merah yang dimanfaatkan sebagai antibakteri adalah kandungan flavonoid, saponin dan minyak atsiri. Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri dengan cara menurunkan tegangan permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar (Ambarwaty, 2014).
Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah dengan membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak membran sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler (Ambarwaty, 2014). Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri dengan mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga membran atau dinding sel tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna. Membran sel mempunyai fungsi diantaranya mengendalikan masuk keluarnya berbagai zat dan merupakan lokasi sistem transport zat aktif untuk itu terjadinya penghambatan terhadap perumbuhan bakteri dapat disebabkan karena kerusakan yang terjadi pada komponen struktural membran sel bakteri (Ambarwaty, 2014).
Bawang merah juga memiliki kandungan senyawa kimia seperti allisin dan alliin yang berfungsi sebagai antiseptik dan senyawa pektin yang mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri (Jawa, 2016).
b. Sebagai antioksidan
Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang kuat yang bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker. Bawang merah juga banyak mengandung flavonoid yang telah diketahui untuk mendeaktifkan banyak karsinogen potensial dan pemicu tumor seperti menganggu pertumbuhan sel sensitif estrogen pada kanker payudara (Nawangsari, dkk., 2008).
Beberapa Manfaat Bawang Merah untuk Kesehatan Tubuh
Bawang mengandung banyak fitokimia yang membantu menangkal penyakit dan meningkatkan kesehatan. Berikut adalah manfaat bawang merah lebih lanjut:
1. Melawan penyakit jantung
Bawang merah memiliki senyawa kuat alil sulfida, yang dapat berperan dalam mencegah penyakit jantung. Selain itu, vitamin C yang terkandung dalam bawang merah juga berfungsi sebagai antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan jantung. Sementara itu, flavonoid quercetin yang terdapat dalam bumbu ini dapat membantu menurunkan tekanan darah serta mengurangi peradangan.
2. Mencegah kanker
Alil sulfida dalam bawang ini juga memberikan perlindungan terhadap kanker. Bumbu masak ini berfungsi untuk mengatur beberapa jalur yang terkait dengan perkembangan kanker. Hal ini termasuk menghentikan siklus sel, mencegah migrasi sel kanker, dan menginduksi apoptosis. Meski begitu, masih membutuhkan studi lebih lanjut untuk membuktikan khasiatnya terhadap penyakit kanker.
3. Mengurangi risiko obesitas
Sebagai salah satu makanan sehat yang patut kamu dan keluargamu konsumsi, bawang merah merupakan sumber serat larut. Ini membuatnya menjadi makanan prebiotik yang kuat. Sebab, sayuran dengan nama latin Allium cepa L ini dapat membersihkan usus, sehingga berfungsi membantu menurunkan berat badan dan menghilangkan lemak perut.
4. Menghilangkan alergi musiman
Selain manfaat bawang sebelumnya, quercetin juga dapat membantu memerangi alergi musiman. Hal ini termuat dalam hasil penelitian berjudul Antiallergic activities of shallot (Allium ascalonicum L.) and its therapeutic effects in allergic rhinitis, yang terbit di Asian Pacific Journal of Allergy and Immunology. Menurut studi tersebut, quercetin pada bawang merah bekerja menghambat produksi histamin, senyawa peradangan. Tak hanya itu, senyawa ini juga dapat membantu mengurangi gejala alergi, seperti bersin, mata berair, dan pilek.
5. Meningkatkan memori
Bawang merah mengandung inulin, yaitu serat prebiotik larut yang memberi makan bakteri sehat di usus. Inulin dapat memberikan manfaat pada suasana hati dan kinerja otak.
6. Membantu menjaga kesehatan mulut
Manfaat bawang merah selanjutnya adalah menjaga kesehatan mulut. Sebab, bawang merah mengandung senyawa belerang yang bersifat antibakteri. Khususnya bakteri penyebab bau mulut, kerusakan gigi, karies, dan masalah pada gusi. Selain itu, bawang merah juga bisa membantu mengurangi risiko terkena kanker mulut.
7. Menyuburkan rambut
Salah satu manfaat lainnya adalah kemampuannya untuk meningkatkan pertumbuhan rambut. Konsentrasi belerang yang tinggi pada bawang merah, meningkatkan sirkulasi darah ke kulit kepala, dan mendorong pertumbuhan folikel rambut. Pada akhirnya ini mencegah kerontokan rambut dan kondisi kulit kepala seperti ketombe. Untuk mendapatkan manfaat ini bisa dengan memasukkan bawang merah pada makanan, atau membuat jus bawang merah dan mengoleskannya ke kulit kepala.
8. Bermanfaat untuk kulit
Kandungan antioksidan dalam bawang merah dapat melawan radikal bebas. Radikal bebas adalah senyawa yang dapat merusak sel kulit sehingga memicu penuaan lebih cepat.
WALLAHUA’ALAM
(SILAHKAN DIBUKTIKAN)