GINGER

JAHE

الزنجبيل

Jahe, Zingiber Officinale (Latin), merupakan tanaman yang berasal dari daerah Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai ke Cina. Penyebaran tanaman jahe bermula dari jalur perdagangan yang dibawa oleh para pedagang asal Cina dan Persia yang melakukan perdagangan lintas negara dan benua hingga akhirnya sampai ke Indonesia, sehingga kedua bangsa tersebut dikenal sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masakan, dan obat-obatan tradisional. Dalam Al-Qur’an, jahe disebutkan dalam surat Al-Insan (76): 17. Provinsi dengan penghasil jahe terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memanfaatkan jahe sebagai obat untuk industri kesehatan.

JAHE PERSPEKTIF AL-QUR’AN, HADITS DAN SAINS

Jahe (Zingiber Officinale) adalah tanaman yang dekat dengan kehidupan manusia, dalam Bahasa Arab disebut Zanjabil, dalam Bahasa Sansekerta disebut Sringiber dan dalam Bahasa Inggris disebut Ginger, Haliya Padi, Haliya Udang (Malaysia), Luya, Allam (Filipina), Adu, Ale, Ada (India), Khan Chiang, Kiang, Sheng Chiang (Cina), Gember (Belanda), Gingembre, Herbe Au Giingrembe (Perancis), beberapa daerah Indonesia nama-nama jahe antara lain Halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), Jahi (Lampung), Jahe (Sunda), Jae (Jawa dan Bali), Jhai (Madura), melito (Gorontalo) dan geraka (Ternate). Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), sefamili dengan temu lawak (Curcuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), Kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaemferiagalanga), lengkuas (Languas galangal).

Tanaman Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai ke Cina. Penyebaran tanaman jahe bermula dari jalur perdagangan yang dibawa oleh para pedagang asal Cina dan Persia yang melakukan perdagangan lintas Negara dan Benua hingga melalui jalur sutra, yang akhirnya sampe ke Indonesia. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Dari india jahe dibawa sebagai rempah perdagangan Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang hingga Timur Tengah. Di Indonesia jahe dapat tumbuh banyak di wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kepulauan Sumatra, Bali hingga Maluku, kabupaten Ogan Komering Ulo di Provinsi Sumatra Selatan dan Kabupaten Sukabumi mrupakan dua daerah yang termasuk sentra penghasil jahe.

Tanaman Jahe mempunyai batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm, akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau yang menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 cm, tangkai daun berbulu halus. Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm, dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan, bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua, akar serabut berwarna putih kotor. Rimpangnya bercabang-cabang tebal dan agak melebar (tidak silindris), berwarna kuning pucat. Bagian dalam rimpang berserat agak kasar berwarna kuning muda dengan ujung merah muda. Rimpang berbau khas dan rasanya pedas menyegarkan. Tankai daun berbulu panjang 2-4 mm. seludang agak berbulu. Bunga jahe tersusun dalam rangkaian malai atau bulir (spica) yang berbentuk silinder, bunga tersebut tumbuh dari rimpangnya. Bunga berupa milai berbentuk seperti tongkat, tetapi kadang-kadang bulat telur. Setiap bunga dilindungi oleh daun pelindung (bractea) berwarna hijau cerah berbentuk bulat telur (ovatus) atau jorong (elliptic). Rimpang jahe sebenarnya merupakan akar tongkat dari tanaman jahe, dengan warna daging rimpang ada yang warna putih kekuningan, kuning maupaun jingga.

Dalam Al-Qur’an jahe disebut dengan Zanjabil, yaitu pada QS. Al-Insan Surat ke 76 ayat 17 sebagai berikut:

وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا

عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّىٰ سَلْسَبِيلً

17. “Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe”

18. “(Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.”

Kata (Zanjabil) jahe yaitu hanya disebut satu kali didalam Al-Qur’an yaitu pada surah Al-Insan ayat: 17, “Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang di campurannya adalah jahe (zanjabil)”. Zanjabil itu nama jahe dari bahasa Arab. Sedangkan lafadz “ويسقون” (wa yusqūn) diartikan sama dengan kata “الأبرار” (al-Abrar). Bentuk jamak dari kata “بر” (barr) yang berarti “baik” atau “suci.” dan kata “بار baarrr” merujuk pada konsep kebenaran. Jadi, “الأبرار” (al-Abrar) merujuk pada “orang-orang yang baik” atau “orang-orang yang suci.”. Dari inilah terlahir kata ketaatan, karena yang taat membenarkan, dan yang memerintah tingkah laku, menepati janji, karena dari yang menepati janjiyang membenarkan ucapannya, dengan makna jujur dalam bercinta. Dari dua kata itu bahwa barr dan baarrr itu mempunyai sifat yang meluas yaitu banyak kebaikan dan kebaktiannya. Kata al-abrar adalah dimaknai sebagai orang-orang yang taat atas peruatan dalam kebaikan.

Kata كأس ka’s yaitu khamr, (disana) didalam gelas (khamr) anggur. Yaitu minuman yang rasanya mirik anggur (khamr) rasanya pedas menghangatkan. Banyak yang mengatakan bahwa orang Arab meminum khamr itu dicampur dengan jahe agar membuat minuman itu terasa nikmat dan lezat. Bahwa dalam ayat al-Qur’an ini secangkir minuman yang murni yang dicampur dengan jahe (zanjabil), tetapi jahe yang dimaksud dalam ayat ini tidaklah sama minuman yang ada seperti didunia.

Dari itulah orang Arab gemar meminum minuman jahe yang rasanya sangat segar, pedas serta jahe banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan dan mampu menghangatkan tubuh. Serta yang rasanya manis, mudah dicerna, enak dan melegakan tenggorokan.

Menurut Fakhruddin ar-Razi juga menyatakan bahwa orang Arab itu sangat gemar meminum minuman yang dicampur dengan jahe, dikarenakan jahe itu rasanya pedas nendang seperti lada yang menjadi favoritnya. Dengan demikianpun Allah sudah mensifati minuman jahe itu adalah bagian dari minuman surga yang sangat menghangatkan dan segar.

Dari tafsir-tafsir berikutnya Kementrian Agama RI juga menafsirkan hal yang sama. Jahe (zingiber officiale) tanaman yang berbentuk bertanduk, sejak berabad-abad masyarakat sudah percaya bahwa jahe bisa membuat obat dan dimanfaatkan sebagai bumbu dapur serta obat, diantaranya remati, kembung dan bekas luka maupun kesleo. Sejak dulu orang India juga suka memanfaatkan jahe sebagai obat, dan pengobatan. Serta mudah sekali dibudidayakan.

Dalam pernyataan bahwa jahe pedas dan melegakan tenggorakan enak manis dan mudah dicerna selasas dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Evika sando dalam bukunya “Rahasia Tumbuhan yang Berkasiat Obat” bahwa jahe mengandung enzim protease dan lipase serta mampunyai protein serta lemak, yang mampu membantu pencernaan dengan baik. Seperti mencegah rasa mual, pusing dan kembung karena mampu memblok serotonin, yaitu senyawa yang menyebabkan perut kram mual ataupun berkontraksi. Dapat mencegah mual dan meredakan kram dalam perut serta mampu mengeluarkan angin sehingga perut terasa nyaman kembali.

Rasulullah juga mendapat satu guci asinan dari Kaisar Byzantium sebagai hadiah, rasul lalu memakannya dan membagikannya kepada para sahabatnya. Bahwa tafsir Muzhari juga menjelaskan bahwa orang Arab menggunakan jahe sebagai obat. Di era sekarangpun jahe tetap masih banyak digunakan sebagai campuran masakan, minuman maupun sebagai obat. Karena kandungan didalam jahe sangat bagus untuk tubuh dan bisa menjaga stamina serta mempermudah sirkulasi darah. Di era sekarang ini banyak penyakit yang mematikan dan dapat membuat stamina tubuh turun, dengan mengosumsi jahe adalah salah satu iktiar untuk menjegah gejala dan sakit didalam tubuh.

Selain itu Az-Zuhaili dalam tafsirnya (15/318) yang menafsirkan kata zanjabil dengan مَاءٌ يُشْبِهُ الزَّنْجَبِيْلَ فِيْ الطَّعْمِ (air yang menyerupai jahe dalam rasanya). Selanjutnya, Az-Zuhaili menggambarkan bahwa zanjabil merupakan tumbuhan yang memiliki akar yang ditaruh sebagai campuran bumbu-bumbu. Jahe memiliki bau yang harum dan rasa pedas di lidah. Jahe tumbuh di daerah Syam, India dan China.

Indonesia yang kaya akan rempah-rempah menjadikan jahe mudah ditemukan. Bahkan dalam Tafsir Al-Azhar (X/7800) Buya Hamka menyatakan, dari zaman dahulu orang Arab suka sekali meminum minuman yang dicampurkan sepedas atau jahe yang dimasak lebih dahulu dan diminum sedang panas-panas, terutama jadi minuman di musim dingin. Mereka namai syarbat: (شربة) yang berarti minuman. Minuman bercampur jahe (sepedas) ini dibuat oleh bangsa kita dan dipakai juga nama Arabnya lalu diindonesiakan dengan nama serbat. Dinamai oleh orang Banggali mandret.

Dari kutipan tafsir di atas bisa diambil kesimpulan bahwa jahe merupakan salah satu tumbuhan yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan menjadi salah satu campuran minuman bagi penduduk surga. Dalam Shofwah At-Tafasir (3/494) Syekh Ali Ash-Shobuni menyebutkan bahwa orang-orang Arab menikmati minuman yang dicampur dengan jahe karena harum baunya. Dijelaskan oleh Abdul Basit Muhammad As-Sayyid dalam bukunya Rahasia Pola Makan Nabi SAW (184) bahwa akar-akar jahe mengandung getah, lemak, tepung (amilum) dan volative oil yang memberikan aroma harum yang khas dan juga getah minyak non volative (gingerin) yang memberikan rasa yang tajam.

Selain itu, dalam buku Makanan dan Minuman Dalam Al-Qur’an (38) disebutkan bahwa jahe juga mengandung magnesium (Mg) yang bermanfaat untuk membantu pembentukan sel darah merah, mencegah tekanan darah tinggi, serangan jantung, kram otot, diabetes dan asma.

Selanjutnya dalam buku Rahasia Ramuan Sehat dari Al-Qur’an (51-52) disebutkan manfaat dari jahe, antaralain menghindari sakit kepala, migran, obat batuk, masuk angin, flu, kram saat menstruasi, menurunkan kolesterol, membantu pencernaan, menambah aroma. Menariknya, pada bagian akhir disebutkan jahe juga bisa sebagai antivirus dan penambah daya tahan tubuh. Tentu ini sangat tepat dikonsumsi di musim seperti ini.

Dengan banyaknya manfaat tadi, tidak heran jika Al-Qur’an menyinggung tentang jahe. Hal itu cukup sebagai isyarat bagi kita untuk mengungkap lebih jauh mengenai kandungan jahe sehingga kita dapat mengambil manfaat dari salah satu tumbuhan yang telah Allah ciptakan ini.

Macam- macam Tanaman Jahe beberapa jenis atau macam-macam jahe sebagai berikut:

1. Jahe Gajah/ Besar Jahe gajah disebut juga sebagai jahe besar atau jahe badak, memiliki bentuk rimpang gemuk dan besar dengan warna putih kuning-kuningan. Kelebihan dari jahe gajah adalah dapat dikonsumsi saat mentah maupun sudah menjadi bentuk olahan, serta memiliki rasa enak dibanding jenis jahe lainnya. Hal ini disebabkan rasa dari jahe gajah tidak sepedas jenis jahe lainnya.

2. Jahe Emprit/Kecil Jahe emprit atau jahe kecil adalah variates jahe yang paling banyak dan mudah dijumpai dipasaran. Karakteristik dari jahe emprit adalah berwarna putih, memiliki tekstur agar kasar, berimpang pipih kecil, serta memiliki tingkat kpedesan yang lebih pedas dari jahe gajah. Namun kurang pedas jika dibandingkan dengan jahe merah. Aroma dari jahe emprit sendiri lebih cukup tajam, namun kurang tajam jika dibandingan dengan jahe merah. Sebab itulah, jahe emprit biasanya dimanfaatkan sebagai bahan utama jamu, campuran minuman hangat, maupun obat-obatan herbal.

3. Jahe Merah/Sunti adalah jahe merah atau jahe sunti ini berwarna kemarahan dengan aroma yang sangat tajam serta memiliki rasa yang paling pedas dibandingkan jenis jahe lainnya. Jenis jahe ini biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku obat obatan herbal karena aroma dan rasanya yang terlalu tajam sehingga kurang cocok jika digunakan sebagai bahan olahan makanan maupun sebagai bahan campuran minuman hangat.

KANDUNGAN JAHE

Jahe memiliki kandungan vitamin A, B, C, lemak, protein, pati, dammar, asam organik, oleoresin (gingerin), dan minyak terbang (zingeron zingerol, zingeberol, zingeberin, borneol, sineol, dan faladren).

Selain itu jahe juga mengandung minyak atsiri dan oleoresin. Oleoresin merupakan campuran resin dan minyak asiri yang diperoleh dari pelarut organik. Berdasarkan kandungan minyak atsirinnya, jahe merahlah yang paling tinggi, lalu disusul jahe putih kecil, dan jahe gajah.

Komposisi atau bahan aktif kimia didalam jahe terdiri dari minyak atisiri 2-3%, pati resin, asam-asam organik, asam malat, asam oksalat dan gingerin. Disamping itu jahe juga mengandung lemak, lilin dan karbohidrat, mineral senyawasenyawa flafonoid dan polifenol. Jahe juga mengandung enzim proteolitik yang disebut zingibain.

Minyak atsiri merupakan campuran senyawa organic mudah menguap (volatile oil) tidak larut air dan mempunyai bau khas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering 1-3%, minyak ini kebanyakan mengandung terpen, fallandren, dextrokamfen, bahan sesquiterpen yang dinamakan zingeberen, zingeron dammar, pati.

Komponen minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingeberen (35%), kurkumin (18%), farnesene (10%), serta bisabolene dan b-sesquiphellandrene dalam jumlah kecil. Di samping itu juga dapat sedikitnya 40 hidrokarbon monotorpenoid yang bebeda seperti 1,8 cineole, linalool, borneol, neral dan genariol. Kandungan minyak atsiri pada jahe merah yaitu sekitar 2,58-3,90%, di hitung berdasarkan berat kering. Kandungan minyak atsiri pada jahe putih adalah 0,82-1,68%, sedangkan pada jahe putih kecil yaitu 1,5-3,3%. Senyawa minyak atsiri pada umumnya berwarna kuning sedikit kental dan merupakan senyawa yang memberikan aroma pada jahe. Sedangkan yang memberikan rasa pedas adalah dari oleoserinnya.

MANFAAT DAN KHASIAT JAHE

Berikut adalah beberapa khasiat yang umumnya dikaitkan dengan konsumsi rimpang jahe:

1. Pengurangan Mual (Mual), jahe telah lama digunakan untuk mengatasi mual dan muntah, termasuk mual perjalanan, mual selama kehamilan, dan mual pascaoperasi.

2. Efek Antiinflamasi, senyawa gingerol dalam jahe memiliki sifat antiinflamasi
yang dapat membantu meredakan peradangan dan nyeri, sehingga berguna bagi
individu dengan kondisi seperti arthritis.

3. Peningkatan Pencernaan, jahe dapat merangsang produksi enzim pencernaan, memperbaiki
pencernaan, dan membantu meredakan masalah pencernaan seperti perut
kembung dan gas.

4. Peningkatan Sistem Kekebalan, jahe mengandung beberapa nutrisi, termasuk vitamin C, yang dapat mendukung sistem kekebalan tubuh.

5. Pengurangan
Nyeri, konsumsi jahe dikaitkan dengan pengurangan nyeri menstruasi dan nyeri otot.

6. Pengelolaan Berat Badan, jahe dapat membantu mengurangi nafsu makan dan meningkatkan metabolisme, yang dapat berkontribusi pada pengelolaan berat badan.

7. Manfaat Kardiovaskular, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat membantu mengurangi kadar kolesterol dan tekanan darah, serta memiliki potensi
untuk melindungi kesehatan jantung.

8. Efek Antioksidan, jahe mengandung senyawa antioksidan yang dapat membantu
melawan kerusakan sel akibat radikal bebas.

9. Menurunkan tekanan darah (hipertensi) : Jahe dapat merangsang pelepasan hormone ardenalindan mempertebal pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancer serta memperingan kerja jantung memompa darah.

10. Mencegah tersumbatnya pembuluh darah : kandungan gingerol pada jahe bersifat antikoagulan dapat mencegah penggumpalan darah, mencegah penggumpalan darah. Penyebab utamanya stroke dan serangan jantung.

11. Membuat lambung menjadi nyaman, membantu mengeluarkan angin dan meringankan kram diperut.

12. Menetralkan radikal bebas

13. Pereda rasa sakit yang alami dapat meredakan nyeri rematik

14. Daun jahe juga berkhasiat sebagai obat kompres kepala dan dapat dipercikkan keorang yang sedang sakit mengigil.

15. Memperkuat pencernaan makanan dan mengusir gas di dalam perut.

16. Mengobati luka lecet, terkena benda tajam, terkena duri, jatuh dan kena gigitan ular. Caranya jahe merah ditumbuk dan ditambahkan sedikit garam lalu letakkan kebagian yang terluka.

17. Mengobati gatal akibat seragan serangga, caranya menumbuknya lalu taruh kebagian tubuh yang gatal.

WALLAHU A’LAM

(SILAHKAN DIBUKTIKAN)