GARLIC

BAWANG PUTIH

الثُّوم

Bawang Putih, Allium Sativum (Latin), merupakan salah satu tanaman obat paling tua, atau sekitar lebih dari 6.000 tahun yang lalu. Di dalam Al-Qur’an, bawang putih disebutkan dalam surat Al-Baqarah (2): 61 dan beberapa hadis Rasulullah saw. Bawang putih dikenal oleh bangsa Mesir kuno dan digunakan dalam makanan mereka, bahkan diabadikan dalam catatan-catatan sejarah mereka, seperti dalam papirus medis Mesir kuno. Bawang putih menjadi bumbu utama dari hampir semua masakan di belahan dunia, khususnya di Asia, karena selain memberikan cita rasa yang gurih, aroma dari bawang putih bisa menggugah selera makan. Bawang putih juga digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk infeksi, penyakit jantung dan masalah pernapasan. Wilayah Indonesia yang menghasilkan bawang putih terbesar adalah Jawa Tengah.

BAWANG PUTIH PERSPEKTIF AL-QUR’AN, HADITS DAN SAINS

Bawang Putih merupakan salah tanaman sayuran umbi yang banyak ditanam diberbagai negara di dunia. Bawang Putih merupakan nama latinnya Allium Sativum, Bahasa Arab disebut ثُوْمٌ Bahasa Inggris disebut Garlic, di Indonesia Bawang Putih memiliki banyak nama panggilan seperti Manado menyebutnya Lasuna Moputi, Makasar menyebutnya Lasuna Kebo dan Sunda menyebutnya Bawang Bodas.

Bawang putih umumnya tumbuh di dataran tinggi, tetapi varietas tertentu mampu tumbuh di dataran rendah. Tanah yang berstektur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan pH netral menjadi media tumbuh yang baik. Lahan tanaman ini tidak boleh tergenang air. Suhu yang cocok untuk budidaya di dataran tinggi berkisar antara 20-25°C dengan curah hujan sekitar 1.200-2.400 mm pertahun, sedangkan suhu untuk dataran rendah berkisar antara 27- 30°C.

Sekumpulan manuskrip tua berbahan daun lontar yang ditulis lebih dari 1500 tahun SM menegaskan bahwa bangsa Mesir kuno sangat mengandalkan Bawang Putih dalam dunia pengobatan. Bawang putih merupakan salah satu tanaman obat paling tua dan dipercaya berasal dari benua Asia lebih dari 7.000 tahun yang lalu.

Pada abad pertengahan, bawang putih disebarluaskan ke daratan Eropa dan mulai digunakan untuk mengobati penyakit pes (sampar) dan penyakit jantung. Selama beberapa abad, bawang putih digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati sejumlah penyakit infeksi. Namun dalam beberapa tahun terakhir Bawang Putih semakin dikenal luas karena kemampuannya mengobati penyakit kanker dan jantung.

Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa Bawang Putih memiliki potensi sebagai bahan baku obat-obatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit pada pemukaan bawahnya, kelopak daun kuat, tipis dan membungkus kelopak daun lebih muda sehingga membentuk batang yang tersambung keluar. Bawang putih adalah tanaman tradisional yang sering digunakan dalam masakan. Ia memberikan rasa harum yang khas pada masakan, sekaligus menurunkan kadar kolestrol yang terkandung didalam bahan makanan yang mengandung lemak. Maka jangan heran jika masakan Cina, Korea dan Jepang banyak menggunakan bawang sebagai bumbu utamanya.

Bawang putih itu sendiri sering digunakan oleh masyarakat dunia sebagai bumbu masak maupun sebagai obat segala penyakit. Di Indonesia sendiri bawang putih sering digunakan sebagai bumbu masak dan penyedap makanan, sedangkan dalam hal penggunaan sebagai obat masih dapat dikatakan minim, karena banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat lain dari bawang putih itu sendiri, itu dikarenakan karena tumbuhan bawang putih ini bukanlah tumbuhan khas yang dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia, malainkan bawang putih adalah jenis tumbuhan impor dari negara Eropa.

Di dalam Al-Qur’an kata bawang putih disebutkan dengan kata “fuum”, dimana kata “fuum” ini hanya disebutkan sebanyak satu kali saja berbeda halnya dengan tumbuhan lain yang banyak disebutkan didalam AlQur’an, seperti jahe, zaitun, kurma, dan jenis tumbuhan lainnya. Adapun Bawang Putih itu sendiri terdapat pada Q.S. Al-Baqarah ayat 61.

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نَصْبِرَ عَلَىٰ طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ مِنْ بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۖ قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَىٰ بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ ۚ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: ‘Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu Sayur-Mayurnya, Ketimunnya, Bawang Putihnya, Kacang Adasnya dan Bawang Merahnya.’ Musa berkata: ‘Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta.’ Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.” (QS Al Baqarah: 61)

Tidak hanya didalam al-Qur’an dalam Haditspun disebutkan tentang Bawang Putih, Rasulullah SAW bersabda

عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: “الثُّومُ وَالْكُرُّاثُ وَالْبَصَلُ الْجَوْزَ فِي السَّبْعِ اُجُوبٍ وَالسِّبْعِينَ مِنَ الشَّيَاطِينِ وَدَلِكَ اللَّيْلِ مِنْ النَّهَارِ فَلَا يَتَقَرَّبُونَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِنَّ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرُّاثَ عَلِيُّكُمْ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَخْرُجُ إِذَا قَرَصْتُمُوهُ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَتَجَرَّدُ مِنَ الثَّوْبِ مِنْ وَرَاءِ وَاحِدَةٍ فَلَا يَرُدُّ عَلَيْكُمْ أَبَدًا”

Artinya: “Dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Bawang putih, bawang merah, dan bawang kucai adalah jenis bawang yang memiliki akar yang tidak tumbuh di bawah tanah. Makanan jenis ini mengandung unsur penyembuh penyakit, dan membantu melawan segala jenis racun.”

Dikutip dari ‘Buku Pintar Sains dalam Alquran Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah’ karya Dr Nadiah Thayyarah, Ibnu Al Qayyim menyebutkan sabda Rasulullah,

“كُلُوا الثُّومَ الأَبْيَضَ نَيِّئًا، فإِنِّي لَوْلَا أَنِّي أَكْلَمُ مَلَائِكَةً لَأَكَلْتُهُ”

Artinya : “Makanlah bawang putih mentah-mentah, kalaulah aku tidak berbicara dengan malaikat, pastilah aku pun memakannya.”

Riwayat lain menyebutkan, Rasulullah pernah diberi hadiah makanan yang mengandung Bawang Putih, tapi makanan itu lalu beliau kirimkan kepada Abu Ayyub Al-Anshari.

Dia pun bertanya :

“يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَتَحِبُّ الطَّعَامَ فَأَرْسَلْتَهُ إِلَيَّ؟”

 “Wahai Rasulullah, apakah engkau tidak menyukai makanan itu sehingga engkau mengirimkannya untukku?”

Beliau menjawab,

“إِنَّمَا أَنَا كَثِيرُ الْكَلَامِ مَعَ مَلَائِكَةٍ لَا يُكَلِّمُونَ”

Artinya: “Sesungguhnya aku sering berbicara dengan malaikat yang kalian tidak bisa berbicara dengannya.”

Hadis tersebut menggambarkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam sebenarnya menyarankan mengonsumsi Bawang Putih, karena menghadiahkan kembali makanan yang mengandung bawang putih kepada seorang sahabat.

Hadis lain menyebutkan riwayat dari Ali bin Abi Thalib dan disebutkan dalam kitab Al-Mustadrak oleh Ad-Dailami

“كلوا الثُّومَ واستندوا به فإنّه يُشفي من سبعين داءً، ولولا أنّ الملائكة لا تلتقط رائحة الثُّومِ لم يتركتموه”

“Makanlah bawang putih dan gunakanlah ia sebagai obat karena ia mampu mengobati 70 macam penyakit. Kalaulah malaikat tidak datang (dan berbicara) denganku, pastilah aku pun memakannya.” (HR Ad-Dailami dari Ali)

Namun, disyaratkan agar seorang Muslim tidak memakannya jika akan pergi ke masjid karena bau mulut yang diakibatkannya kurang sedap. Sesuai dengan Hadits Nabi SAW

حدثنا علي بن عبد اهلل حدثنا أبو صفوان عبد اهلل بن سعيد أخربنا يونس عن ابن شهاب قال حدثين عطاء أن جابر بن عبد اهلل رضي اهلل عنهما : زعم أن النيب صلى اهلل عليه و سلم قال من أكل ثوما أو بصال فليعتزلنا أو ليعتزل مسجدنا

Artinya: Telah mencerikan kepada kami Ali bin Abdullah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Shafwan Abdullah bin Said berkata, telah mengkhabarkan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab ia berkata: telah menceritakan kepadaku atha bahwa Jabir bin Abdullah radiallahu anhuma meyakini dari Nabi SAW beliau bersabda: ”Barang siapa makan bawang merah atau bawang putih, hendaklah ia menjauhi kami, atau beliau mengatakan, “Hendaklah ia menjauhi tempat shalat kami”.

Meskipun Bawang Putih hanya disebutkan satu kali saja dalam AlQur’an, bukan berarti penyebutan itu tidak memiliki maksud, melainkan pasti ada sebab dan manfaat dari penyebutan tersebut dan jika tidak, mustahil Allah menyebutkan Bawang Putih di dalam Al-Qur’an. Setelah dilakukan serangkaian penelitian oleh para ahli sains, ternyata Bawang Putih memang dapat dijadikan sebagai sarana pengobatan tradisional, karena dalam kandungan bawang putih terdapat zat yang dapat menyembuhkan dan mencegah berbagai macam penyakit. Berdasarkan hal yang demikian dapat dinyatakan bahwa penyebutan bawang putih dalam AlQur’an ternyata memang ada sebab dan manfaatnya. Oleh sebab itu Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an.

Sahabat Umar bin Khathab pernah berkhutbah pada hari Jum’at,

“ثُمَّ إِنَّكُمْ يَا مَعْشَرَ النَّاسِ تَأْكُلُونَ مِنْ شَجَرَتَيِنِ مِنْ شَجَرِ الْعِدَاءِ، وَعِنْدِي لَهُمَا رِيحٌ أَعْظَمُ مِنَ الذِّرَا الْبَصَلُ وَالثُّومُ. وَإِنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا وَجَدَ رِيحَهُمَا فِي الرَّجُلِ فَأَمَرَ بِهِمَا فَأَخْرَجَهُمَا مِنَ الْمَسْجِدِ إِلَى الْبَاقِي”

Artinya: “Kemudian kalian, wahai sekalian manusia, memakan dua jenis pohon yang menurutku baunya sangat busuk, yakni bawang merah dan bawang putih. Aku pernah melihat Rasulullah SAW ketika dia mendapati bau keduanya pada seseorang, beliau memerintahkan untuk mengeluarkannya dari masjid ke Baqi.”

Selain itu Rasulullah SAW bersabda

“مَنْ أَكَلَ الثُّومَ وَالْبَصَلَ فَلْيَتَنَفَّسْ مِنْهُمَا وَلْيُجَنِّبْ مَسْجِدَنَا”

Artinya: “Barangsiapa memakan bawang putih dan bawang merah, maka hendaklah dia menghilangkan baunya dan menjauhkan diri dari masjid kami.” (Hadits riwayat Muslim)

Larangan tersebut khusus bagi yang hendak berangkat ke masjid, jadi bukan larangan mutlak. Karena Bawang Putih pada asalnya halal. Buktinya Rasulullah SAW mengatakan, “Barangsiapa telah memakan” dan perkataan Umar, “Barangsiapa memakannya hendaklah dia menghilangkan baunya dengan memasaknya.”

Permasalahan di atas telah disebutkan secara jelas dalam hadits
قالَ أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ: لَمَّا فُتِحَتْ خَيْبَرُ قَدَّمْنَا غَنَائِمَنَا إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَكُنَّا جُوعَى، فَأَكَلْنَا مِنْ ذَاكَ الثُّومِ فَأَصَبَحْنَا بِهِ مِثْلَ الْجِرَادِ، فَصَعِدْنَا الْمَسْجِدَ، فَأَحْسَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم رِيحَهُ فَقَالَ: “مَنْ أَكَلَ ثُومَ هَذَا فَلَا يَقْرَبَنَّا فِي الْمَسْجِدِ” فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ حَرُمْتَ الثُّومَ، قَالَ: “أَلَيْسَ إِذَا اتَّخَذْتُمْ بِالثَّوْمِ الْمَنَارَ مِنْ بُيُوتِكُمْ فَلَا تُؤْذُوا النَّاسَ”

Abu Sa’id Al-Khudri berkata, “Ketika kami berhasil merebut Khaibar, kami (para Sahabat Nabi) memakan tanaman itu (bawang putih) karena orang-orang saat itu sangat lapar. Kami pun memakannya dengan lahap kemudian kami berangkat ke masjid. Rasulullah SAW mencium bau bawang tersebut, lantas beliau berkata, ‘Barangsiapa memakan pohon yang busuk ini, maka janganlah dia mendekati masjid!’ Orang-orang berseru, ‘Bawang telah diharamkan, bawang telah diharamkan!

وَصَلَّى ذَلِكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: “يَا أَيُّهَا النَّاسُ، مَا حَرَّمْتُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ وَإِنَّمَا كَرِهْتُ شَآءُ رِيحِهِ” (رواه مسلم)

Sampailah hal itu kepada Rasulullah SAW. Maka beliau pun berkata, ‘Wahai sekalian manusia, aku tidaklah mengharamkan apa yang dihalalkan Allah. Akan tetapi aku hanya membenci bau pohon itu.’ (HR. Muslim)

وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: “قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: لَا تَأْكُلُوا الثُّومَ وَأَنْتُمْ تُرِيقُونَهُ مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُتَوَجِّهًا إِلَى الْمَسْجِدِ فَلَا يَقْرَبَنَّا” (رواه أبو داود والترمذي)

Ali bin Abi Thalib berkata, “Rasulullah SAW melarang untuk mengonsumsi bawang putih kecuali setelah dia dimasak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: “كُلُوا الثُّومَ وَاشْفَأُوا بِهِ فَإِنَّهُ فِيهِ شِفَاءٌ مِنْ سَبْعِينَ دَاءً” (رواه الدَّارِمِيُّ)

Artinya: Dari Ali bin Abi Thalib, beliau berkata, “Makanlah bawang putih dan berobatlah (dengan menggunakan)-nya, karena sesungguhnya di dalamnya terkandung obat (penyembuh) dari tujuh puluh macam penyakit.” (HR. Ad-Dailami)

Ini adalah beberapa hadits yang mencerminkan pandangan Rasulullah SAW terkait dengan konsumsi bawang putih, di mana beliau tidak mengharamkannya, tetapi mengingatkan tentang bau yang dapat mengganggu di dalam masjid. Sebagai tambahan, bawang putih yang dimasak atau diproses lebih lanjut dapat mengurangi bau yang menyengat dan diyakini memiliki beberapa manfaat kesehatan.

Ibnu Sina berbicara seputar khasiat bawang putih,

تَكَلَّمَ ابْنُ سِينَا عَنِ الثُّومِ قَائِلًا: هُوَ مُدَبِّرٌ لِلصَّدَرِ يُنْقِيهِ مِنَ العُنُقِ الطَّيِّبِ، وَعَصَبِ الصَّدَرِ وَيَقِيهِ مِنَ الفُتْقِ، وَالخَرَاجِ، وَكَشْفِ الصُّدُورِ. وَمُمْتِعٌ لِلبَطْنِ مُعْتِدِلٌ عَلَى القَلْبِ، مُدَرِّجٌ فِي البَحْرِ. وَالتَّحْمِيضِ الثَّلَاثِيِّ: مَنَافِعُهُ بِتَجْنِبِ العِلَلِ إذَا كَانَ مَصْفِيًّا مِنَ القَصَبِ. وَالتَّحْمِيضِ الوَاحِدِ الأَنْفَسُ عَلَيْهِ. وَالتَّحْمِيضِ الثَّلَاثِيِّ الأَنْفَسُ عَلَيْهِ مَضَرٌّ عِظَمِيٌّ، لِأَنَّهُ يُثِيبُ فِي السَّبَلِ وَالقَوْلِ وَالنَّبَاحِ بَاطِلٌ.

Ibnu Sina berbicara tentang bawang putih, dia mengatakan: “Bawang putih bermanfaat untuk membersihkan paru-paru dari lendir berlebih dan memperkuat dinding paru-paru. Ini juga melindungi paru-paru dari kejang dan pembengkakan serta membantu membersihkan saluran pernapasan. Bawang putih juga bermanfaat untuk pencernaan dan meredakan perut yang terlalu panas. Ini memiliki sifat menenangkan pada sistem pencernaan. Bawang putih dapat ditemukan di sepanjang pantai dan memiliki tiga tingkatan kualitas. Bawang putih yang bersih dari batang adalah yang terbaik. Bawang putih murni memiliki manfaat dalam mencegah penyakit jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. Tetapi mengonsumsi bawang putih dalam jumlah besar akan merusak tulang dan mengganggu pernapasan, mengakibatkan bicara yang tidak benar dan berlebihan serta menyalak. Mengonsumsi bawang putih dengan campuran madu sangat baik dalam mengobati penyakit batuk. Selain itu, bawang putih juga berkhasiat untuk mengobati alopecia dan nyeri panggul. Bawang putih yang dimasak atau dipanggang juga sangat bermanfaat dalam meredakan sakit gigi.

KANDUNGAN BAWANG PUTIH

Bawang putih adalah tanaman umbi yang dikenal karena memiliki berbagai komponen aktif yang dapat memberikan manfaat kesehatan. Beberapa kandungan utama dalam bawang putih termasuk:

  1. Allicin

Allicin adalah senyawa belerang yang ditemukan dalam bawang putih dan memberikan bau karakteristiknya. Allicin adalah komponen yang paling dikenal dalam bawang putih yang memiliki potensi antimikroba dan antioksidan.

  1. Senyawa belerang lainnya

Selain allicin, bawang putih mengandung senyawa belerang lainnya seperti ajoene dan diallyl disulfide, yang juga memiliki efek antimikroba dan anti-inflamasi.

  1. Vitamin dan mineral

Bawang putih mengandung berbagai vitamin dan mineral penting seperti vitamin C, vitamin B6, selenium, dan mangan.

  1. Serat

Meskipun dalam jumlah yang kecil, bawang putih juga mengandung serat diet.

  1. Fitokimia

Selain allicin, bawang putih mengandung berbagai fitokimia lain seperti flavonoid, polifenol, dan senyawa organosulfur lainnya yang dapat memberikan manfaat kesehatan.

MANFAAT BAWANG PUTIH

Bawang putih telah lama digunakan sebagai bahan makanan dan obat tradisional di berbagai budaya. Beberapa manfaat kesehatan dari konsumsi bawang putih termasuk:

  1. Meningkatkan Kesehatan Jantung

Bawang putih dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Komponen seperti allicin dalam bawang putih memiliki sifat yang mendukung kesehatan jantung.

  1. Menurunkan Kolesterol

Bawang putih dapat membantu mengurangi kadar kolesterol dalam darah, terutama kolesterol LDL (kolesterol jahat).

  1. Antioksidan

Bawang putih mengandung antioksidan yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berbagai penyakit.

  1. Menguatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Konsumsi bawang putih dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.

  1. Sifat Antibakteri dan Antijamur

Bawang putih mengandung senyawa yang memiliki sifat antibakteri dan antijamur, yang dapat membantu melawan infeksi.

  1. Mengurangi Risiko Kanker

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bawang putih secara teratur dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker, terutama kanker lambung, usus besar, dan prostat.

  1. Mengatur Gula Darah

Bawang putih dapat membantu mengendalikan kadar gula darah, yang bermanfaat bagi penderita diabetes.

  1. Mengatasi Peradangan

Bawang putih memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.

  1. Pemeliharaan Kesehatan Saluran Pencernaan

Bawang putih mentah atau dimasak dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mengurangi risiko infeksi usus.

  1. Mengatasi Masalah Pernapasan

Bawang putih dapat membantu meredakan masalah pernapasan seperti pilek, batuk, dan pilek.

Penting untuk diingat bahwa manfaat bawang putih dapat bervariasi tergantung pada cara pengolahannya (mentah, dimasak, atau diolah), dosis, dan kondisi kesehatan individu. Sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengambil suplemen bawang putih atau menggunakannya sebagai pengobatan alternatif. Selain itu, bawang putih tidak boleh digunakan sebagai pengganti perawatan medis yang direkomendasikan oleh dokter Anda.

WALLAHU ’ALAM

(SILAHKAN DIBUKTIKAN)