SESAME

WIJEN

السمسم

Wijen, Sesamum Indicum (Latin), termasuk dalam keluarga tumbuhan Pedaliaceae yang berasal dari Asia Tengah di sekitar India dan Afghanistan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa wijen sudah ada sekitar 3.000 SM. Tanaman ini dikenal karena biji-bijinya yang kecil dan berwarna putih yang kaya akan nutrisi. Wijen secara implisit disebut oleh Al-Qur’an dengan istilah biji-bijian. Biji Wijen pada dasarnya memang ada 2 jenis, Wijen putih dan Wijen hitam. Biji Wijen sering digunakan dalam berbagai masakan dan diekstrak untuk memperoleh minyak wijen. Daerah sentra pengembangan komoditas wijen umumnya berada pada daerah kering, meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tanaman Wijen akan tumbuh dengan baik pada 

WIJEN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN, HADIST, DAN SAINS

Penjelasan secara biologis dan ilmiah

Wijen atau yang memiliki nama ilmiah Sesamum indicum, merupakan tanaman tahunan tegak dari keluarga Pedaliaceae. Tanaman wijen kerap kali ditemukan di sebagian besar daerah tropis, subtropis, dan beriklim Selatan di dunia. Tanaman wijen memiliki banyak manfaat karena mengandung berbagai senyawa baik. Wijen juga dapat digunakan sebagai sumber minyak nabati yang dikenal sebagai minyak wijen. Berdasarkan warna bijinya, wijen digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu wijen berbiji putih dan wijen berbiji kecoklatan atau hitam. Berdasarkan tempat kedudukan cabang, tanaman wijen juga digolongkan ke dalam dua jenis, cabang yang terbentuk sejak tanaman mulai tumbuh dan cabang yang terbentuk setelah tanaman sudah cukup tinggi. Struktur daun pada tanaman wijen umumnya berselang-seling, dengan bentuk dan ukuran antara daun bawah, atas, dan tengah yang berbeda-beda. Panjang daun tanaman wijen berkisar antara 3 – 17,5 cm dengan lebar sekitar 1 – 7 cm. Permukaan daun tanaman wijen pada permukaan bawah cenderung berbulu dengan kedudukan daun yang umumnya menggantung, tegak, maupun horizontal. 

Tanaman wijen dapat melakukan reproduksi sendiri karena termasuk tanaman hermafrodit. Artinya, tanaman wijen merupakan tanaman yang dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tanaman wijen dapat menghasilkan struktur reproduksi yang mengandung organ kelamin jantan (stamen) dan organ kelamin betina (pistil) dalam satu bunga yang sama. Menurut Beech (1981), tanaman wijen bersifat fotosensitif, yakni pembungaannya dipengaruhi oleh panjang hari. Hal ini berarti tanaman wijen dapat berbunga lebih awal jika mendapat penyinaran yang lebih pendek dari periode kritisnya. Tanaman wijen terkenal dengan bijinya. Biji wijen berukuran kecil, oval, dan salah satu ujungnya runcing. Biji wijen memiliki kulit yang halus, tetapi beberapa varietas memiliki kulit biji yang kasar. Terdapat korelasi antara kekasaran kulit biji dengan kandungan minyaknya, semakin kasar kulit biji wijen, maka akan semakin rendah kandungan minyaknya (Aini, 2020).

Sejarah dan kondisi tanaman di Indonesia

Biji wijen dianggap sebagai biji minyak tertua selama peradaban manusia, yang diperkirakan berasal dari wilayah Afrika Timur atau India. Tanaman wijen telah dibudidayakan lebih dari 3.000 tahun. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya catatan dari bangsa Babilonia dan Asyur yang merujuk pada wijen. Selain itu, laporan lain menyatakan bahwa wijen ditanam di Mesir selama periode Ptolemeus. Bibliografi Mesir Kuno menyebutkan bahwa pada Papirus Ebers, wijen disebut “sesemt” sebagai tanaman obat.

Dilansir dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, tanaman wijen merupakan tanaman semusim yang tahan kering, dengan umur panen antara 2,5 – 5 bulan. Tanaman wijen dapat tumbuh baik di berbagai kondisi tanah dan iklim, sehingga topografi tempat tumbuhnya biji wijen dapat bervariasi. Di daerah beriklim tropis dan subtropis, termasuk daerah yang memiliki musim kering dan hujan, tanaman wijen dapat bertumbuh dengan baik. Penampilan morfologi tanaman wijen dipengaruhi oleh lingkungannya. Tinggi tanaman wijen bervariasi, berkisar antara 60 – 120 cm, bahkan dapat mencapai 2 – 3 m.

Tanaman wijen memiliki sejarah yang panjang dalam budaya dan pertanian Indonesia. Besar kemungkinan tanaman wijen diperkenalkan ke Indonesia dari India dan wilayah sekitarnya, Wijen telah dikenal di Indonesia selama berabad-abad dan telah menjadi bagian integral dari kuliner dan pengobatan tradisional. Wijen telah dibudidayakan dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Daerah sentra pengembangan komoditas wijen di Indonesia pada umumnya berada pada daerah kering, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Lampung. Salah satu wilayah penghasil wijen terbesar di Indonesia adalah Sukoharjo, Jawa Tengah. Varietas wijen yang dibudidayakan di Sukoharjo adalah varietas Sumberrejo 4 dan Sumberrejo 1, keduanya adalah hasil rekomendasi dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Malang. Total luas lahan untuk budidaya wijen di Sukoharjo mencapai 20 hektar, yang diketahui dapat memproduksi wijen hingga 15,26 ton per tahun.

Dalam bidang kuliner, biji wijen sering kali digunakan dalam hidangan tradisional Indonesia sebagai bumbu dan taburan pada makanan. Salah satu makanan tradisional Indonesia yang identic dengan biji wijen adalah onde-onde. Onde-onde terbuat dari adonan tepung ketan yang digiling halus, yang kemudian diisi dengan pasta kacang hijau dan dibentuk menjadi bola-bola kecil, serta diberi taburan wijen di lapisan adonan luarnya. Tanaman wijen juga menghasilkan minyak yang dapat digunakan dalam pengobatan herbal tradisional Indonesia. Minyak wijen dapat digunakan untuk berbagai tujuan, salah satu contohnya adalah untuk mengurangi nyeri sendi.

Pencantuman dalam Al-Quran dan penjelasannya

Surah Al-An’am ayat 99 merujuk pada anugerah Allah SWT dalam menyediakan makanan dan tumbuhan yang bermanfaat, termasuk tanaman wijen (sesame). Berikut adalah Surah Al-An’am ayat 99 yang menjelaskan tentang tumbuh-tumbuhan dan manfaat biji-bijian:

وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَاَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًاۚ وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَّجَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ اُنْظُرُوْٓا اِلٰى ثَمَرِهٖٓ اِذَٓا اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكُمْ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ۝٩٩

 

“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuhan. Maka, darinya Kami mengeluarkan tanaman yang menghijau. Darinya Kami mengeluarkan butir yang bertumpuk (banyak). Dari mayang kurma (mengurai) tangkai-tangkai yang menjuntai. (Kami menumbuhkan) kebun-kebun anggur. (Kami menumbuhkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah dan menjadi masak. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman”.

Berdasarkan ayat tersebut, Allah SWT telah menurunkan air hujan dari langit untuk menumbuhkan tanaman dan berbagai macam tumbuhan yang berguna bagi manusia sebagai salah satu bukti kekuasaan dan nikmat-Nya. Surat Al-An’am ayat 99 ini mencerminkan keajaiban alam semesta atas kuasa Allah SWT dan kaitannya dengan pertumbuhan tumbuhan, termasuk tanaman wijen.

Tanaman wijen terkenal dengan bijinya yang memiliki banyak manfaat. Berdasarkan buku Sains dalam Alquran Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah karya Dr. Nadiah Thayyarah, kata biji-bijian telah tercantum dalam Al-Quran sebanyak 12 kali. Mashaallah. Beberapa ayat dalam Al-Quran yang menyebutkan biji-bijian di antaranya adalah sebagai berikut:

Surat Yasin ayat 33

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُۖ اَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ ۝٣

“Suatu tanda (kekuasaan-Nya) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus lalu). Kami menghidupkannay dan mengeluarkan darinya biji-bijian kemudian dari (biji-bijian) itu mereka makan”

Surat Al-An’am ayat 95

اِنَّ اللّٰهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوٰىۗ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ۗذٰلِكُمُ اللّٰهُ فَاَنّٰى تُؤْفَكُوْنَ

“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?”

Mashaallah. Di dalam Al-Quran, kata biji-bijian atau pun bulir telah sering disebutkan. Kehadiran kata-kata ini di dalam Al-Quran menggarisbawahi pentingnya sumber daya alam seperti biji-bijian di dalam kehidupan manusia, termasuk biji wijen yang mendatangkan banyak manfaat. Dari perspektif Islam, hal ini menunjukkan bahwa Allah memberikan petunjuk dan pengetahuan tentang nilai penting dari biji-bijian melalui Al-Quran. Secara ilmiah, biji-bijian dikenal sebagai bagian penting dari pola makan yang sehat. Biji-bijian termasuk biji wijen memiliki nutrisi yang penting seperti protein, lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Oleh karena itu, penekanan biji-bijian dalam Al-Quran juga dapat dihubungkan dengan pengetahuan ilmiah saat ini tentang kebutuhan akan nutrisi yang seimbang untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Hal ini menunjukkan keselarasan antara ajaran agama Islam dan ilmu pengetahuan ilmiah.

KANDUNGAN

 

Biji wijen mengandung berbagai komponen yang telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Biji wijen mengandung minyak yang kaya akan lemak sehat, terutama asa oleat (MUFA) dan asam linoleat (PUFA). Minyak biji wijen juga mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 yang baik untuk Kesehatan jantung. Biji wijen mengandung serat pangan yang bermanfaat bagi pencernaan dan regulasi gula darah. Berdasarkan kandungan mineralnya, biji wijen kaya akan mineral seperti kalsium, magnesium, besi, fosfor, dan seng. Tanaman wijen juga mengandung vitamin B-kompleks seperti tiamin (B1), riboflavin (B2), dan niacin (B3) yang memiliki banyak manfaat dan berperan dalam metabolisme energi. Selain itu, biji wijen mengandung senyawa antioksidan seperti sesamin dan sesamolin yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan radikal bebas. Wijen juga merupakan salah satu sumber lignan terkaya, yang telah dikaitkan dengan manfaat Kesehatan seperti perlindungan terhadap penyakit jantung dan penurunan risiko kanker.

Berdasarkan United State Department of Agriculture, 100 gram biji wijen yang sudah dikeringkan memiliki kandungan zat gizi sebagai berikut:

     Air: 4,69 gram

     Magnesium (Mg): 351 miligram

     Energi: 573 kkal

     Fosfor (P): 629 miligram

     Protein: 17,7 gram

     Kalium (K): 468 miligram

     Lemak: 49,7 gram

     Natrium (Na): 11 miligram

     Abu: 4,45 gram

     Seng (Zn): 75 milligram

     Karbohidrat: 23,4 gram

     Tembaga (Cu): 4,08 miligram

     Serat: 11,8 gram

     Mangan (Mn): 2,46 miligram

     Gula: 0,3 gram

     Tiamin: 0,791 miligram

     Kalsium (Ca): 975 miligram

     Riboflavin: 0,247 miligram

     Besi (Fe): 14,6 milligram

     Niasin: 4,52 miligram

 

Saputra, Daniel, Marliana (2021) melakukan penelitian terhadap kandungan senyawa pada biji wijen melalui proses ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksana. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa komposisi asam lemak dari biji wijen terdiri dari eicosanoic acid (5,12%), 9-12-octadecadienoic acid (2,71%), n-hexadecanoic acid (14,52%), octadecanoic acid (5,91%), 9-octadecenoic acid (43,57%) dan 10(E), 12(Z)-conjugated linoleic acid (21,64%).

MANFAAT

Wijen telah digunakan dalam pengobatan tradisional sejak ribuan tahun lamanya. Marsha McCulloch, MS, RD (2023) melalui kajian ilmiahnya membagi manfaat wijen sebagai berikut:

  1. Asupan Serat yang Baik

Wijen memiliki manfaat sebagai sumber serat yang baik. Meskipun biji wijen ukurannya kecil, kandungan seratnya cukup signifikan. Mengkonsumsi biji wijen secara teratur dapat meningkatkan asupan serat di dalam tubuh. Sekitar 30 gram biji wijen yang tidak dikupas menyediakan sebanyak 3,5 gram serat, yang mana merupakan 10% kebutuhan serat harian. Biji wijen mengandung serat yang membantu meningkatkan pergerakan usus dan mengurangi risiko sembelit. Serat tersebut juga bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus manusia. Serat yang larut dalam wijen membantu meningkatkan kinerja pencernaan dan membantu mencegah sembelit.

  1. Bermanfaat untuk Menurunkan Kolestrol dan Trigliserida

Beberapa penelitian membuktikan bahwa mengkonsumsi biji wijen secara teratur dapat membantu menurunkan kolesterol tinggi dan trigliserida yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Selain itu, biji wijen juga mengandung senyawa lignan dan fitosterol yang memiliki efek sebagai penurun kolesterol. Kedua senyawa ini dapat menjadi bagian dari diet sehat yang membantu menurunkan kadar kolesterol. Wijen merupakan salah satu sumber lignan yang kaya. Lignan dalam wijen diyakini memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melindungi pembuluh darah dari peradangan dan kerusakan, yang dapat membantu menjaga kadar kolesterol yang seimbang. Wijen mengandung asam lemak omega-3 yang membantu meningkatkan kesehatan jantung. Omega-3 diketahui membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah.

  1. Sumber Nutrisi Protein Nabati

Biji wijen mengandung sekitar 20-25% protein, yang membuatnya menjadi salah satu sumber protein nabati yang kaya. Dalam setiap 30 gram biji wijen, terdapat kandungan 5 gram protein dari takaran tersebut. Biji wijen mengandung jenis protein yang berkualitas tinggi, dengan profil asam amino yang baik seperti lisin, metionin, dan triptofan. Kandungan protein dalam wijen bermanfaat bagi tubuh, terutama untuk pembentukan jaringan dan sumber asam amino. Protein adalah elemen dasar yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel tubuh, termasuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan otot, kulit, dan rambut. Protein biji wijen juga mengandung berbagai macam asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan sejumlah fungsi penting, mulai dari pembentukan enzim hingga memperkuat sistem kekebalan tubuh.

  1. Membantu Menurunkan Tekanan Darah

Biji wijen dapat membantu menurunkan tekanan darah karena kaya akan magnesium. Dalam sebuah penelitian, penderita tekanan darah tinggi yang mengonsumsi 2,5 gram bubuk biji wijen hitam dalam bentuk kapsul setiap hari, pada akhir bulan mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebesar 6%. Biji wijen telah dikaitkan dengan manfaat yang potensial dalam menurunkan tekanan darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kandungan mineral tertentu dalam biji wijen, terutama kalium, memiliki efek positif terhadap kesehatan jantung dan tekanan darah.

  1. Mengurangi Peradangan

Biji wijen mengandung senyawa antiinflamasi, termasuk asam lemak omega-3, yang dikenal dapat mengurangi peradangan dalam tubuh. Omega-3 membantu menghambat produksi mediator inflamasi, seperti prostaglandin dan leukotriene. Biji wijen dikenal memiliki potensi untuk mengurangi peradangan tubuh. Kandungan antioksidan tertentu dalam wijen, terutama lignan dan senyawa lain seperti sesamin, memiliki sifat anti inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.

  1. Bermanfaat Sebagai Antioksidan

Penelitian yang dilakukan pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa mengkonsumsi biji wijen dapat meningkatkan jumlah keseluruhan aktivitas antioksidan dalam darah. Biji wijen mengandung antioksidan seperti vitamin E dan senyawa fenolik, yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Kandungan antioksidan di dalam biji wijen dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh stres oksidatif.

  1. Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh Anda

Biji wijen adalah sumber beberapa nutrisi penting untuk sistem kekebalan tubuh. Wijen dapat memberikan dukungan bagi sistem kekebalan tubuh karena kandungan nutrisinya yang kaya akan berbagai zat bergizi, termasuk vitamin B6, zat besi, magnesium, dan zinc. Nutrien-nutrien ini berperan dalam fungsi sistem kekebalan tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Vitamin B6, misalnya, diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan peningkatan fungsi sistem kekebalan tubuh. Sementara itu, zat besi membantu dalam transportasi oksigen ke seluruh tubuh dan mendukung produksi sel darah merah yang sehat. Magnesium dan zinc juga penting untuk menjaga kekebalan tubuh yang optimal.

  1. Meredakan Sakit Lutut Rematik

Senyawa dalam biji wijen, memiliki efek anti inflamasi dan antioksidan yang dapat melindungi tulang rawan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan selama 2 bulan, penderita radang sendi lutut mengonsumsi 40 gram bubuk biji wijen setiap hari bersamaan dengan terapi obat. Mereka mengalami penurunan nyeri lutut sebesar 63% dibandingkan dengan penurunan nyeri lutut yang hanya sebesar 22% pada kelompok terapi obat.

(WALLAHU A’LAM)

(SILAHKAN DIBUKTIKAN)